CONTOH MAKALAH SINGKAT

Tag: Contoh makalah singkat padat dan jelas. Contoh makalah tentang pembuatan PR di sekolah. Makalah unik. Makalah.

PEMBUATAN PR DI SEKOLAH DIKALANGAN SISWA
BAB  I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
         Dalam pengertian yang sederhana, Pekerjaan Rumah (PR) dapat diartikan sebagai salah satu bentuk metode mengajar yang berguna untuk mengatasi kelemahan metode-metode lain (seperti ceramah, diskusi, dan lain-lain) dalam hal pemahaman para siswa terhadap materi pelajaran. Metode ini tampaknya sangat efektif guna mendorong para siswa belajar di luar jam sekolah, baik perorangan maupun kelompok, sebab secara terpaksa ataupun tidak, mereka berkewajiban melaksanakannya. Jika tidak, mereka akan mendapat hukuman ataupun nilai yang rendah.
         Dengan pemberian pekerjaan rumah kepada siswa diharapkan siswa dapat meningkatkan aktifitas belajarnya, sehingga terjadi pengulangan dan penguatan terhadap meteri yang diberikan di sekolah dengan harapan siswa mampu meningkatkan hasil belajar atau prestasi siswa. Hal tersebut menjadikan tujuan guru memberikan tugas tersebut tidak tercapai karena kebanyakan mereka yang mengerjakan pekerjaan rumah di sekolah itu mencontek dari teman yang sudah mengerjakan.
         Beranjak dari fenomena diatas, penulis tertarik untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi rendahnya motivasi siswa dalam mengerjakan pekerjaan rumah. Adanya informasi mengenai faktor-faktor tersebut diharapkan dapat menjadi masukan bagi para guru mengenai upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk membuat PR menjadi lebih efektif, dan membangkitkan motivasi siswa dalam mengerjakan PR.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang permasalahan di atas, dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:
   1.2.1.  Pentingkah pengerjaan PR bagi siswa?
   1.2.2.   Bagaimana pendapat para siswa tentang pemberian PR?
   1.2.3.   Faktor apa yang menyebabkan siswa membuat PR di sekolah?
   1.2.4.   Apa dampak positif dan negatif mengerjakan PR bagi siswa?
   1.2.5.   Bagaimana cara mengatasi pembuatan PR di sekolah dalam                                          kehidupan siswa?


1.3 Tujuan Penulisan
Bertolak dari rumusan masalah di atas, penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:
   1.3.1.   Untuk mengetahui seberapa penting PR bagi para siswa
   1.3.2.   Untuk mengetahui bagaimana pendapat para siswa tentang pemberian PR
   1.3.3.   Untuk mengetahui faktor yang menyebabkan siswa mengerjakan PR di sekolah
   1.3.4.   Untuk mengetahui dampak positif dan negatif mengerjakan PR
   1.3.5.   Untuk mengatasi pembuatan PR di sekolah dalam kehidupan siswa
1.4 Manfaat penulisan
Sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka karya tulis ini diharapkan dapat memberi informasi bagaimana pendapat siswa tentang pengerjaan PR di sekolah, faktor penyebab siswa mengerjakan PR disekolah, serta cara mengatasi pembuatan PR di sekolah dalam kehidupan siswa.
1.5 Hipotesa
Berdasarkan permasalahan di atas, penulis menetapkan suatu hipotesa, yaitu kebanyakan pelajar saat ini telah menyamakan Pekerjaan Rumah (PR) dengan Pekerjaan Sekolah (PS).
1.6 Sistematika Penulisan
Pada Bab I berisi tentang pendahuluan yang meliputi : latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, hipotesa, dan sistematika penulisan.
Pada Bab II berisi tentang kajian pustaka yang meliputi : pengertian belajar dan faktor faktor yang menunjang keberhasilan belajar.
Pada Bab III berisi tentang metode penelitian yang meliputi : waktu dan tempat penelitian, populasi dan sampel, tekhnik pengumpulan data, tekhnik pengolahan data, dan tekhnik analisa data.
Pada Bab IV berisi hasil penelitian dari penyebaran anket dan studi pustaka
Pada Bab V berisi tentang pembahasan yang meliputi : pentingnya PR bagi siswa, faktor yang menyebabkann siswa malas mengerjakan PR, serta cara mengatasi pembuatan PR di sekolah dalam kehidupan siswa.
Pada Bab VI berisi tentang penutup yang meliputi kesimpulan dari pembahasan dan saran.




BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Belajar
Di bawah ini dikemukakan beberapa pendapat tentang belajar sebagai berikut. Menurut Morgan dalam Purwanto, belajar adalah “ perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan dan pengalaman”.
Witherington dalam Purwanto, bahwa belajar adalah “suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian”. Ahli modern lainnya merumuskan bahwa belajar adalah “ bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Tingkah laku yang baru itu misalnya dari yang tidak tahu menjadi tahu, timbulnya pengertian baru, timbul dan berkembangnya sifat-sifat sosial, susila dan emosional.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang ada dalam diri individu/siswa atas dasar pengalaman dan latihan yang berupa perubahan pengertian, keterampilan, kecakapan atau pun sikap. Atau suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saja.
Dengan demikian ciri-ciri perbuatan belajar adalah terdapatnya perubahan tingkah laku. Perubahan tersebut relatif mantap, terjadi akibat interaksi dengan lingkungan melalui pengalaman dan latihan. Perubaan tingkah laku itu berupa perubahan pengertian, pemecahan masalah/ berfikir,keterampilan, kecakapan, kebiasaan, ataupun sikap.
2.2 Faktor Faktor yang Menunjang Keberhasilan Belajar
            Berhasil/ tidaknya siswa dalam menyelesaikan suatu program pendidikan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor pertama adalah lingkungan masyarakat, keluarga, dan suasana sekolah yang menyenangkan atau membosankan terhadap siswa.
Faktor kedua adalah metode mengajar. Dalam suatu PBM (Proses Belajar Mengajar) dituntut adanya strategi tertentu yang pada hakikatnya adalah merupakan rancangan prosedur dan langkah-langkah yang akan ditempuh guna mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, perancangan dan penggunaannya harus dilandasi dengan pengetahuan, pemahaman dan keterampilan yang memadai.
Secara umum penggunaan suatu metode akan bergantung pada tujuan pengajaran yang ingin dicapai, faktor siswa dengan segala sifat individualitasnya, faktor guru dengan segala kompetensinya, faktor materi dengan segala sifatnya, faktor dana dan fasilitas yang tersedia, faktor waktu yang tersedia dalam PBM, faktor suasana yang menunjang/menghambat PBM, faktor partisipasi guru dan murid, kebaikan dan kelemahan suatu metode serta faktor filsafat yang menyangkut pandangan hidup dan dasar bertindaknya.
Faktor ketiga adalah dedikasi guru. Dedikasi adalah tujuan kegiatan yang dilakukan seorang guru dalam rangka memajukan pembelajaran semata-mata berupa pengabdian, tidak bersifat komersial atau imbal jasa, untuk mencapai tujuan tertentu. Dedikasi ini akan berdampak pada peningkatan mutu pendidikan dan mutu pembelajaran yang efektif dan efisien. Di samping itu, Ia berusaha mengarahkan anak didik untuk meraih pengetahuan, keterampilan, serta sikap.
Faktor keempat adalah kebijakan di bidang pendidikan. Depdiknas menetapkan strategi pengembangan komponen-komponen yang terkait secara terpadu dengan memprioritaskan enam komponen.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian
Metode yang penulis pilih adalah metode pengisian angket, dimana responden memilih atau mengisi jawaban berdasarkan pernyataan yang diajukan. Metode penelitian ini termasuk metode penelitian deskriptif, karena pada metode ini meliputi data, analisis data tersebut, lalu menyimpulkan data tersebut berdasarkan angket yang telah di bagikan.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
3.2.1 Waktu    : 25 Januari 2016
3.2.2 Tempat   : Kelas IX.1 SMP Negeri 32 Pekanbaru

3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
            Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 32 Pekanbaru.
3.3.2  Sampel
            Sampel merupakan bagian dari keseluruhan objek penelitian. Adapun jumlah sampel yang diambil 20 orang siswa yang berada di kelas IX.1.

3.4 Tekhnik Pengumpulan Data
            Untuk memperoleh data yang diinginkan oleh penulis, maka penulis menggunakan beberapa tekhnik yang dianggap mampu dalam memperoleh data yang diteliti.
1.     Studi Pustaka
Studi Pustaka adalah mencari informasi yang berkaitan tentang objek yang diteliti dari internet, buku buku yang ada di perpustakaan, majalah atau surat kabar.
2.     Penelitian Lapangan
Pengamat secara langsung terhadap objek yang diteliti dilakukan dengan mengamati secara langsung lokassi penelitian dengan beberapa tekhnik pengambilan data:
a.      Teknik observasi dilakukan sebagai langkah pertama untuk memperoleh gambaran awal terhadap pengerjaan PR di kalangan siswa
b.     Teknik angket (Quisioner) untuk memperoleh data primer dengan cara menyiapkan beberapa pertanyaan yang akan dijawab oleh responden untuk memperoleh hasil yang diteliti.

3.4 Teknik Pengolahan Data
            Semua keterangan hasil quesioner dijadikan landasan untuk melakukan refleksi. Dalam hal ini, peneliti akan membandingkan keterangan hasil quesioner yang telah dilakukan untuk menentukan sampai tidaknya hal yang ingin dicapai.
            Data yang telah terkumpul dari angket kemudian diolah. Dihitung frekuensi jumlah siswa yang memilih iya atau tidak dari pertanyaan yang diajukan, kemudian hasilnya disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Dan akhirnya dibuat kesimpulan berdasarkan penelitian tersebut.

3.5 Teknik Analisa Data
            Dari data primer yang sudah diperoleh atau yang berhasil dikumpulkan melalui beberapa metode seperti di atas untuk selanjutnya di analisa secara deskriptif kualitatif dengan perhitungan berdasarkan presentase dengan rumus:

X  100 %

P =
   F
  N

Keterangan     :
P = Proporsi
F = Jumlah jawaban dari setiap alternative jawaban
N = Jumlah Sampel

BAB IV
HASIL PENELITIAN

Berbicara tentang pengerjaan PR di kalangan siswa, penulis melakukan beberapa penelitian untuk melengkapi pembahasan tentang masalah pemgerjaan PR di sekolah ini. Penulis memberikan pertanyaan pada responden dan menulisnya hingga terbentuk tabel di bawah ini:

1.     Tanggapan responden tentang pernah tidaknya siswa mengerjakan PR di sekolah

  Pernah/Tidak Pernah

Frekuensi

Persen


Pernah


20


100%


Tidak Pernah


-


0%

Menunjukan bahwa mereka yang berjumlah 20 orang (100%) menjawab pernah mmembuat PR di sekolah. Hal ini memnunjukan pengerjaan PR disekolah seolah sudah menjadi tradisi di kalangan siswa.
2.     Tanggapan responden tentang apa alasan siswa mengerjakan PR di sekolah

Alasan

Frekuensi

Persen

Karena Sulit

13

65%

Tidak Ada Waktu

2


10%

Malas

3

15%

Lupa

2

10%
Menunjukkan bahwa  mayoritas siswa mengerjakan PR di sekolah karena sulit.
3.     Tanggapan responden tentang mata pelajaran apa yang jika diberikan PR biasanya PR itu dikerjakan di sekolah

Mata Pelajaran

Frekuensi

Persen

Matematika

1

5%

Bahasa Inggris

15


75%

Bahasa Indonesia

1

5%

Ipa

3

15%

Menunjukan bahwa mayoritas siswa mengerjakan PR di sekolah ada pada mata pelajaran Bahaasa Inggris.
4.     Tanggapan responden tentang apakah PR menjadi beban berat bagi para siswa

Ya/Tidak

Frekuensi

Persen

Ya

13

65%

Tidak

7

35%

Menunjukan bahwa mayoritas siswa merasa PR itu beban berat bagi para siswa.
5.     Tanggapan pendapat responden mengenai dampak mengerjakan PR bagi siswa
a.      Dampak positif:
Tania Aisyah Rinaldi : “Mengerjakan PR dapat menambah pengetahuan siswa”
Falah Dwi Nugroho    : “PR dapat membuat siswa lebih mengerti dengan pelajaran yang di pelajari”
b.     Dampak negatif
Dinda Sri Bulan          : “Terlalu banyak PR membuat otak cepat lelah”
Agil Vahrezi Viendra : “PR yang terlalu banyak bisa membuat siswa menjadi stress dan kehilangan waktu luangnya”
6.     Tanggapan pendapat responden mengenai dampak pengerjaan PR di sekolah bagi siswa
a.      Dampak positif
Shirly Ananda Putri    : “Membuat PR di sekolah bersama teman membuat kita yakin, bahwa jawaban kita benar”
Yogi Pranata               : “Membuat PR di sekolah dapat mengukur seberapa kecekatan kita mengerjakan tugas dalam waktu yang singkat.”
b.     Dampak negatif
Nurul Rahmawati       : “Mengerjakan PR di sekolah membuat kita malas, bodoh, dan menjadikan kita sosok yang bergantung pada orang lain”
Herianto Fadli            : “Membuat PR di sekolah membuat kita menjadi sosok yang tidak disiplin”


BAB V
PEMBAHASAN

5.1 Pentingnya Mengerjakan PR
Tanpa disadari, PR ternyata merupakan hal yang pentng bagi siswa untuk menunjang kektefitasan PBM di sekolah, walaupun sebenarnya keefektifan itu bergantung pada sifat PR itu, dan bagaimana cara siswa menghadapi PR tersebut. Alasan pemberian PR adalah untuk meningkatkan pemahaman siswa mengenai materi-materi yang telah diajarkan oleh guru. PR adalah alat untuk mempercepat langkah perolehan pengetahuan. PR dipercaya menjadi arti penting bagi kedisiplinan ingatan siswa. Ingatan tidak hanya digunakan sebagai perolehan pengetahuan saja tetapi juga sebagai latihan mental individu. . Dengan pemberian pekerjaan rumah kepada siswa diharapkan siswa dapat meningkatkan aktifitas belajarnya, sehingga terjadi pengulangan dan penguatan terhadap meteri yang diberikan di sekolah dengan harapan siswa mampu meningkatkan hasil belajar atau prestasi siswa. Oleh karena itu PR dianggap sebagai strategi penting dalam pengajaran.
Pada umumnya pekerjaan rumah dipandang sebagai unsur yang penting dalam pengajaran. Hasil belajar siswa banyak ditentukan sampai manakah ia melakukan pekerjaan rumahnya dengan baik dan jujur. Fungsi pekerjaan rumah yang terpenting ialah mendorong siswa untuk belajar sendiri.Agar pekerjaan rumah menjadi efektif,menyarankan agar pekerjaan rumah yang diberikan harus diintegrasikan dengan apa yang telah dipelajari anak sebelumnya. Pekerjaan rumah harus didasarkan atas apa yang telah dikuasai anak. Di samping itu pekerjaan rumah harus didasarkan pada pengetahuan dan ketrampilan yang telah dikuasai oleh semua murid.
Pada pekerjaan rumah yang berupa proyek biasanya siswa ditugaskan untuk mengumpulkan sejumlah bahan berhubungan dengan suatu masalah untuk menyusun laporan, membuat percobaan, atau demonstrasi. Efektif tidaknya pekerjaan rumah ini bergantung antara lain pada sifat pekerjaan itu. Jika pekerjaan itu terlalu sulit, maka tidak akan efektif. Jadi masalah yang dihadapkan kepada anak harus sesuai dengan latar belakang pengetahuan dan kemampuan anak agar efektif.



5.2 Faktor siswa mengerjakan PR di sekolah
            Pokok masalah siswa malas mengerjakan PR sebenarnya adalah dampak dari masalah lain yaitu tidak adanya rasa tanggung jawab (malas) dan ketidaksukaan siswa terhadap pelajaran. Namun penyebab yang nampak bisa jadi berbeda-beda sesuai dengan keadaannya masing-masing. Berikut ringkasan faktor penyebabnya:
Dari sisi guru
Ketidaksukaan anak terhadap pelajaran guru adalah sumber masalah dalam hal ini. Karena sebenarnya anak jika suka dengan sesuatu pasti akan melakukannya tanpa didorong dan tanpa dipaksa. Ia akan melakukan dengan senang hati seakan sedang melakukan permainan sepak bola yang ia sukai. Sebab lain juga karena tidak ada penjelasan yang lengkap tentang PR anak tersebut. Pada akhirnya PR menjadikan anak terlalu berpikir luas dengan pikiran dan bayangan yang salah.
Dari sisi orang tua
Penyebab dari sisi ini adalah tidak adanya dorongan dari orang tua kepada anak untuk segera mengerjakan PR. Betapa banyak masalah anak karena memang tidak ada dorongan dari orang tuanya. Orang tua bersikap acuh, atau sekedar perintah ini dan itu tanpa memantaunya lebih lanjut.
Dari sisi anak
Sikap acuh dan banyaknya faktor pengganggu menjadi sebab lalainya anak dalam segala hal. Inilah sumber masalah bagi anak yang malas mengerjakan PR. Anak merasa ada hal yang lebih menyenangkan dan lebih utama dia kerjakan seperti bermain dan melihat TV daripada mengerjakan PR.

5.3 Solusi mengatasi pengerjaan PR di sekolah bagi para siswa
Harus diingat bahwa masalah pada seorang manusia itu selalu terbangun dan saling terkait antara satu dengan yang lainnya. Karena manusia itu sendiri terbentuk dari kecerdasan, interaksi, dan perilaku atau akhlak. Oleh karena itu terkadang solusi pada suatu masalah adalah dengan menggabungkan beberapa solusi hingga terbentuk suatu jurus yang jitu, efisien, dan tepat sasaran. Intinya dalam hal ini adalah bagaimana setiap pihak bekerja sama mengurai masalah anak; baik dari sisi orang tua, guru, dan juga anak itu sendiri. Masalah tidak akan selesai jika masing-masing tidak mau introspeksi dan segera memperbaiki diri jika masih belum maksimal dengan masalah sang anak.
Solusi dari sisi guru
Guru harus bisa memadukan sisi mengajar dan belajar ketika memberikan PR. Artinya antara seorang guru dan siswa ada kesepakatan janji dalam menyelesaikan PR-nya dengan baik dan disiplin. Tingkat kesulitan dan jangka waktu mengerjakan harus benar-benar disesuaikan dengan kemampuan siswa. Ingatlah, siswa terkadang bukan hanya mengerjakan PR satu mata pelajaran saja.
Seorang guru juga harus mengetahui penyebab beberapa siswa yang tidak menyelesaikan PRnya. Hal ini supaya menjadi pelajaran berharga bagi siswa yang bersangkutan dan juga teman-temannya. Caranya dengan suatu saat siswa diberi tugas mengarang tentang sebab malasnya siswa mengerjakan PR. Dengan ini guru akan segera mengetahui akar masalahnya kemudian segera memberikan solusinya. Karena terkadang suatu problem berkaitan dengan cara pandang siswa yang salah, dan langkah pertama meluruskannya adalah dengan mengetahui masalah tersebut sejak dini.
Solusi dari sisi orang tua
Orang tua hendaknya memberikan bantuan dan semangat yang maksimal kepada anaknya dalam hal ini. Pertama yang dilakukan orang tua adalah mengetahui hal yang merangsang dan yang menyenangkan bagi anak dalam hal pelajarannya. Baik dengan membuat catatan kecil atau dengan meminta mereka menulis apa yang mereka ketahui kemudian mengambil intisari catatannya yang berkaitan dengan PR. Bisa juga mengaktifkan segala sarana yang ada hubungannya dengan PR, baik dari koran, majalah, radio, internet, TV dan alat-alat elektronik lain.
PR terkadang memang berbeda-beda tingkat kesulitannya. Maka orang tua harus berusaha membantu menyelesaikan dan menerangkan PR tersebut. Hal ini supaya anak benar-benar merasa bahwa keluarga ‘sehati’ bersamanya dalam menyelesaikan PR. Yang terakhir, hendaknya selalu memberikan rasa tanggung jawab kepada anak dan disiplin waktu. Paling tepat adalah memberi batasan waktu tertentu untuk pelajarannya di rumah, misalnya setelah pulang dari sekolah, atau setelah makan dan seterusnya. Demikian juga memberikan batasan lamanya setiap aktivitas anak, hingga meskipun suatu saat tidak ada PR, bisa diganti dengan mengulang pelajaran atau minimal membaca pelajaran yang disampaikan guru hari itu.
Solusi dari segi anak
Pribadi anak juga menjadi faktor selesai dan tidak selesai tugasnya. Seorang anak hendaknya berusaha seimbang mengatur aktivitas harian. Sebagaimana Rasulullah bersabda dalam Shahih Muslim, “…masing-masing ada saatnya.” Maksudnya adalah di sana ada waktu untuk belajar, dan waktu untuk istirahat dan seterusnya. Seimbang dalam beraktivitas tertentu jangan menabrak waktu aktivitas yang lain. Tidak kalah penting juga mendidik anak supaya tertib dalam urusan prioritas pekerjaan. Seorang ibu harus benar-benar mengajari anaknya melakukan pekerjaan prioritas, mana yang paling penting dari yang paling penting.

BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
            Berdasarkan hasil penelitian dan uraian pada hasil penelitian dan pembahasan pada BAB IV dan V diatas, penulis menyimpulkan bahwa:
Faktor-faktor yang cenderung di jadikan sswa sebagai alasan tidak membuat PR antara lain:
1.     Lupa kalau ada tugas.
2.     Sulitnya PR yang diberikan oleh guru
3.     Tidak tahu soalnya karena kemarin tidak masuk sekolah.
4.     Sudah mengerjakan tapi buku atau tugasnya tertinggal di rumah.
5.     Ada aktifitas lain yang sangat penting.
6.     Tidak bisa mengerjakan.
7.     Sedang sedih karena tertimpa musibah sehingga tidak bisa konsentrasi.
8.     Malas untuk membuat PR.
9.     Tugasnya terlalu banyak sehingga hanya sebagian yang bisa dikerjakan.
1-   Ada yang belum jelas saat guru menerangkan sehingga perlu bertanya lagi sebelum dapat mengerjakan tugas.
1-   Bukunya dipinjam teman yang rumahnya jauh.

Sementara itu, manfaat pengerjaan PR  bagi siswa antara lain:
1.     Berlatih manajemen waktu, disini kita berpikir kira-kira kapan waktu yang tepat untuk membuat PR sehingga tidak berbenturan dengan kegiatan lainya, dengan ilmu manajemen waktu yang bagus maka secara tidak langsung kita telah menjadi orang yang disiplin.
2.     Membaca kembali pelajaran, ilmu yang sudah didapat dari guru di kelas tentu akan lebih dipahami apabila sepulang sekolah  kita mempelajari kembali ilmu tersebut.
3.     Memberikan penghargaan pada diri sendiri, apabila tugas yang kita kerjakan ternyata benar dan mendapat nilai bagus dari guru maka ada kemungkinan kita menjadi bangga dan senang.
4.     Melatih diri agar rajin, sulitnya mengatur diri sendiri maka seringkali muncul rasa malas ketika hendak melakukan aktifitas tertentu, hal ini tentu tidak akan terjadi jika kita sudah biasa berlatih untuk rajin mengerjakan PR.
5.     Menumbuhkan sikap tanggung jawab, setiap tugas yang kita peroleh akan terlaksana dengan baik jika adanya rasa tanggung jawab karena bisa jadi suatu beban pikiran apabila kita tidak mengerjakanya .
6.     Mengembangkan ketrampilan, dengan membaca menulis atau mengerjakan tugas maka ada kemampuan baru yang masuk kedalam diri kita.

6.2 Saran
            Saran dari penulis tentang pengerjaan PR di sekolah bagi siswa ini, dapat dilakukan dengan beberapa upaya sebagi berikut:
1.     Tugas yang diberikan mempunyai pertalian erat dengan bahan yang telah dijelaskan di kelas
2.     Usahakan tugas yang diberikan disadari benar manfaatnya oleh siswa guna menimbulkan minat yang lebih besar
3.     Waktu yang diberikan untuk melaksanakan tugas tidak terlalu lama atau pendek agar tidak menimbulkan kejemuan ataupun kecemasan
4.     Upayakan agar siswa tahu tentang alat dan cara menilai hasil pekerjaan tersebut sehingga akan mengurangi banyaknya kesalahan dan rendahnya nilai; dan
5.     Guru tidak sungkan memberikan hadiah kepada mereka yang berhasil serta hukuman kepada mereka yang tidak mengerjakannya dengan konsekuen.


Daftar Pustaka

http://www.matrapendidikan.com/2015/02/strategi-memberi-pr-pada-siswa.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tugas BMR/KMR: SEJARAH MAKANAN KHAS MELAYU RIAU